Mitos Dayak Kenyah
Asal Usul Dayak Kenyah
Konon ada seorang bernama
HAKA. Seorang saudagar kaya dari negeri Cina. Pekerjaannya adalah transaksi
jual beli hasil bumi berkelana keseluruh penjuru dunia.
Singkat cerita, tibalah
HAKA di pulau BORNEO/KALIMANTAN. ditemukannya sebuah gua untuk dijadikan tempat
untuk beristirahat. Namun didalam gua tersebut, HAKA bertemu seekor naga yang
sangat besar sekali. Diatas kepala sang Naga tampak berkilauan, dan ternyata
kilauan cahaya tersebut berupakan pantulan dari sebuah Batu permata yang berada
diatas kepala sang naga.
Haka kemudian berpikir,
seandainya batu permata yang berada diatas kepala sang Naga itu dapat ia
peroleh, tentunya ia akan jadi sangat kaya karena sudah barang tentu Batu
Permata itu akan sangat mahal harganya. Dengan segala upaya HAKA berusaha untuk
mengambil Batu Permata yang berada diatas kepala sang Naga, namun ia tidak
berhasil. Karena kekuatan naga sangat luar biasa dengan semburan api yang
sangat panas dari mulut sang Naga. HAKA pun menyerah, ia memutusjan untuk
kembali pulang ke negerinya.
Sesampai di negerinya di
Cina, HAKA pun menghadap Raja dan menceritakan tentang sang NAGA kepada baginda
Raja. Mendengar cerita dari HAKA, Raja pun tertarik dan mengumpulkan seluruh
pasukan kerajaan untuk mendiskusikan bagaimana agar bisa mengalahkan sang Naga
dan mengambil Batu Permata yang ada di atas kepala sang Naga.
Akhirnya disepakati,
seluruh pasukan yang akan diberangkatkan melawan sang Naga dibuatkan pakaian
anti api dengan persenjataan yang amat sangatlah lengkap. Berangkatlah bala
pasukan dari negeri Cina berlayar menuju pulau Kalimantan bersama HAKA untuk
membunuh sang Naga berada.
Pasukan kemudian dibagi
menjadi dua bagian. Pasukan pertama naik kedaratan bersama HAKA menuju gua, dan
pasukan kedua menunggu diatas kapal.
Pasukan yang dipimpin
HAKA pun berangkat menuju gua dimana sang Naga berada. Sesampai di Gua, sang
Naga sedang tertidur pula. HAKA memerintahkan kepada pasukannya untuk tenang
dan jangan sampai menimbulkan suara. Dengan sangat hati-hati HAKA beranjak
mendekati sang Naga. Alhasil, Batu Permata yang berada diatas kepala sang Naga
pun dapat diperolah HAKA tanpa harus berperang melawan san Naga.
Bersukacitalah seluruh
pasukan HAKA karena telah berhasil mendapatkan Batu Permata itu tanpa bersusah
payah melawan sang Naga. Batu Permata pun dipegang secara bergantian oleh para
prajurit karena mereka ingin sekali melihat wujud Batu Permata tersebut. Dan
tanpa mereka sadari, suara tawa sukacita mereka membuat sang Naga terbangun dan
mengejar mereka.
HAKA dan seluruh
pasukannya kemudian lari tunggang langgang menyelamatkan diri menuju kapal.
Sang parjurit yang pada saat itu tengah memegang Batu Permata tersebut berhasil
masuk ke kapal dan memerintahkan agar kapal segera berlayar.
Nasib tidak diuntung, mujur pun tidaklah
didapat. HAKA dan beberapa orang prajurit tertinggal didaratan, kapal telah
berlayar membawa Batu Permata menuju negeri Cina dan tidak pernah kembali lagi
menjemput HAKA dan prajurit lainnya.
Akhirnya, HAKA dan
prajurit yang tersisa berjalan menyusuri hutan, rimba dan sungai untuk mencari
makanan. Mereka pun menemukan sebuah perkampungan dan meminta pertolongan
kepada masyarakat setempat. Karena tidak ada lagi pilihan lain cara untuk
kembali ke negeri asalnya, HAKA dan para prajurit pun kemudian menetap
diperkampungan tersebut. Hingga akhirnya mereka pun bisa beradaptasi dengan
masyarakat tersebut, berkeluarga dan dari situlah asal mula Penduduk Pulau
Kalimantan memiliki Ras dari Negeri Cina.
Setelah sekian tahun,
perkembangan penduduk semakin pesat. HAKA membawa sebagian penduduk untuk pindah ke
daerah lain. Tempat tersebut bernama APAU AHE.
Di APAU AHE lah masyarakat HAKA terus tumbuh
dan berkembang.
0 komentar:
Posting Komentar